PELAYANAN DAN PENERAPAN APLIKASI
SERTA
PEMASARAN PADA RUMAH MAKAN
BAB I
LATAR BELAKANG :
LATAR BELAKANG :
Masalah pelayanan sebenarnya bukanlah hal yang sulit atau rumit, tetapi apabila hal ini kurang diperhatikan maka dapat menimbulkan hal-hal yang rawan karena sifatnya yang sangat sensitif. Sistem pelayanan perlu didukung oleh kualitas pelayanan, fasilitas yang memadai dan etika atau tata krama. Dengan berkembangnya teknologi komputer yang sangat pesat. Jika pada tahun 1980-an dan 1990-an awal merupakan masa di mana komputer desktop mengalami perkembangan yang pesat, sedangkan tahun 1990-an akhir sampai sekarang ini adalah masa perkembangan komputer dalam skala kecil yang bisa digenggam dan dibawabawa.
Pengetahuan ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah atribut pemasaran untuk rumah makan/restoran cepat saji ini telah sesuai dengan ekspektasi dengan konsumen atau tidak. Serta untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antara demografis, pekerjaan, kelamin, jumlah pengeluaran per bulan, frekuensi makan di luar rumah dengan atribut pemasaran dari rumah makan/cepat saji.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
dari latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Apakah pelayanan konsumen mem pengaruhi kualitas dari rumah makan?
2. Apakah aplikasi yang di gunakan dapat menunjang efisiensi dari rumah makan?
3. Apakah atribut pemasaran dari rumah makan/restoran cepat saji berkaitan dengan demografi?
TUJUAN PENELITIAN
Penulis dalam hal ini bertujuan untuk menganalisi pelayanan konsumen rumah makan, aplikasi yang digunakan di rumah makan, dan atribut pemasaran rumah makan/cepat saji.
1. Apakah pelayanan konsumen mem pengaruhi kualitas dari rumah makan?
2. Apakah aplikasi yang di gunakan dapat menunjang efisiensi dari rumah makan?
3. Apakah atribut pemasaran dari rumah makan/restoran cepat saji berkaitan dengan demografi?
TUJUAN PENELITIAN
Penulis dalam hal ini bertujuan untuk menganalisi pelayanan konsumen rumah makan, aplikasi yang digunakan di rumah makan, dan atribut pemasaran rumah makan/cepat saji.
BAB 2
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
2.1
Pengembangan Variabel Penelitian
variabel yang akan diteliti adalah variabel bebas/independen (X) yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya/terpengaruhnya variabel dependen (Umar, 2002:129) dan variabel terikat/dependen (Y) yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen (Umar, 2002:45). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah keandalan, ketanggapan, keyakinan, empati, keberwujudan, kualitas pelayanan dan variabel terikatnya adalah Kepuasan konsumen.
variabel yang akan diteliti adalah variabel bebas/independen (X) yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya/terpengaruhnya variabel dependen (Umar, 2002:129) dan variabel terikat/dependen (Y) yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen (Umar, 2002:45). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah keandalan, ketanggapan, keyakinan, empati, keberwujudan, kualitas pelayanan dan variabel terikatnya adalah Kepuasan konsumen.
2.1.1
variabel pengumpulan data
Metode
Pengumpulan DataUntuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam
penelitian, metode yang digunakan adalah metode studi
lapangan untuk mengambil data primer dengan menggunakan kuesioner yaitu cara
melakukan pengumpulan data yang disajikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
kepada responden terkait dengan pelayanan yang diterima sehingga responden
dapat memberikan jawaban atas pertanyaan secara tertulis. Untuk memudahkan
dalam menganalisis data, maka variabel-variabel yang digunakan diukur dengan
mempergunakan model skala likert 5 tingkat dengan bentuk penilaian tertinggi 5
(lima) dan terendah 1 (satu).
2.1..2
Data PrimerData
primer yang
dimaksud adalah data kualitatif dan data kuantitatif yang diperoleh langsung
dari konsumen restoran cepat saji. Metode yang dipakai dalam pengumpulan data
primer ini melalui wawancara terstruktur dengan menggunakan daftar pertanyaan
(kuesioner).
2.1.3 Data
SekunderData
sekunder
dapat diperoleh melalui internet, majalah, buku literatur maupun dari instansi
yang terkait dalam penelitian ini.
2.2
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan
hipotesis penelitian,maka hipotesis yang di ajukan dalam peneliti ini
adalah:
2.2.1
ika nilai
component lebih besar dari batas signifikan maka butir pertanyaan atau
indikator tersebut dinyatakan valid. Dari jumlah responden sebanyak 100 dan
batas signifikan sebesar 0.5 didapat bahwa variabel yang valid berjumlah 37
pertanyaan.Reliabilitas/keandalan adalah alat ukur untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang (responden) terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Sugiyono, 2004:41).Uji
reliabilitas dalam penelitian ini dinyatakan dengan melihat nilai Cronbach Alpha
(α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha
> 0.6 (Sekaran, 2003:311). Secara umum, keandalan kurang dari 0.60 dianggap
buruk, keandalan dalam kisaran 0.70 bisa diterima, dan lebih dari 0.80 adalah
baik (Sekaran, 2006:182).Berdasarkan hasil perhitungan didapat indeks
reliabilitas dari masing-masing variabel lebih besar 0.60, yang berarti bahwa
instrumen tersebut reliabel.
2.2.2
Dengan
tingkat kepercayaan 95%, dan estimasi kesalahan (e) sebesar 20%, maka diperoleh
ukuran sampel minimal yaitu:
Untuk menghindari adanya kuesioner tidak sah, maka kuesioner disebarkan kepada 130 koresponden. Kuesioner tersebut disebar keberbagai wilayah Jakarta dengan metode penyebaran kuesioner 1 orang setiap setengah jam sehingga mendapat 20 orang pada setiap restoran cepat saji. Penyebaran kuesioner dilakukan pada hari sabtu dan minggu.
Metode Analisis Data : a. Chi SquareH0= Tidak ada hubungan antara demografi dengan atribut restoran cepat sajiH1= Ada hubungan antara demografi dengan atribut restoran cepat saji
b. Uji- T berpasangan (paired T-test)H0= Tidak ada perbedaan ekspektasi pelanggan restoran cepat saji dengan kinerja restoran cepat sajiH1= Ada perbedaan ekspektasi pelanggan restoran cepat saji dengan kinerja restoran cepat saji
Untuk menghindari adanya kuesioner tidak sah, maka kuesioner disebarkan kepada 130 koresponden. Kuesioner tersebut disebar keberbagai wilayah Jakarta dengan metode penyebaran kuesioner 1 orang setiap setengah jam sehingga mendapat 20 orang pada setiap restoran cepat saji. Penyebaran kuesioner dilakukan pada hari sabtu dan minggu.
Metode Analisis Data : a. Chi SquareH0= Tidak ada hubungan antara demografi dengan atribut restoran cepat sajiH1= Ada hubungan antara demografi dengan atribut restoran cepat saji
b. Uji- T berpasangan (paired T-test)H0= Tidak ada perbedaan ekspektasi pelanggan restoran cepat saji dengan kinerja restoran cepat sajiH1= Ada perbedaan ekspektasi pelanggan restoran cepat saji dengan kinerja restoran cepat saji
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Usaha yang dijadikan dalampenelitian ini adalah usaha rumah makan di kalangan kecil sampai menengah. Alasan pemilihan objek tersebut karena usaha rumahmakan dan restoran cepat saji sangat banyak di gemari di berbagai kalangan.
3.2 Jenis Data dan sumber Data
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Usaha yang dijadikan dalampenelitian ini adalah usaha rumah makan di kalangan kecil sampai menengah. Alasan pemilihan objek tersebut karena usaha rumahmakan dan restoran cepat saji sangat banyak di gemari di berbagai kalangan.
3.2 Jenis Data dan sumber Data
3.2.1 Data
PrimerData
primer yang
dimaksud adalah data kualitatif dan data kuantitatif yang diperoleh langsung
dari konsumen restoran cepat saji. Metode yang dipakai dalam pengumpulan data
primer ini melalui wawancara terstruktur dengan menggunakan daftar pertanyaan
(kuesioner).
3.2.2 Data
Sekunder
Data
sekunder dapat diperoleh melalui internet, majalah, buku literatur maupun dari
instansi yang terkait dalam penelitian ini.
3.2.3
Objek
PenelitianPada penelitian ini, objek penelitian adalah mahasiswa yang menjadi
konsumen Rumah Makan di wilayah Bintaro Jaya sektor 7. Rumah Makan yang
dijadikan penelitian merupakan Rumah Makan umum, bukan Rumah Makan cepat
saji.Metode Pengambilan SampelSampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan
sebagai obyek penelitian. Karena keberadaannya merupakan bagian dari populasi,
maka sampel memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan
jenis sampelnya adalah simple random sampling. Dalam teknik purposive sampling,
seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa
seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi
penelitiannya.Dalam penelitian ini, respondennya adalah konsumen yang kebetulan
berada di Rumah Makan pada saat pengumpulan data melalui kuesioner. Besarnya
sampel yang diperlukan dalam penelitian ditentukan berdasarkan sifat populasi,
tingkat ketepatan yang diperlukan, dan sumberdaya yang tersedia bagi peneliti.
Dengan berdasarkan pertimbangan tersebut, maka jumlah responden dalam
penelitian ini, yaitu 200 responden dengan jumlah pertanyaan yang diajukan
sebanyak 65 buah pertanyaan.Variabel PenelitianVariabel adalah suatu konsep
yang mempunyai variasi nilai dengan klasifikasi tertentu dan dapat pula
diartikan segala sesuatu yang akan dijadikan obyek pengamatan penelitian.
Sugiyono (2003:32) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut
dari obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
3.2.4
Dengan
tingkat kepercayaan 95%, dan estimasi kesalahan (e) sebesar 20%, maka diperoleh
ukuran sampel minimal yaitu:
Untuk menghindari adanya kuesioner tidak sah, maka kuesioner disebarkan kepada 130 koresponden. Kuesioner tersebut disebar keberbagai wilayah Jakarta dengan metode penyebaran kuesioner 1 orang setiap setengah jam sehingga mendapat 20 orang pada setiap restoran cepat saji. Penyebaran kuesioner dilakukan pada hari sabtu dan minggu.
Metode Analisis Data :
Untuk menghindari adanya kuesioner tidak sah, maka kuesioner disebarkan kepada 130 koresponden. Kuesioner tersebut disebar keberbagai wilayah Jakarta dengan metode penyebaran kuesioner 1 orang setiap setengah jam sehingga mendapat 20 orang pada setiap restoran cepat saji. Penyebaran kuesioner dilakukan pada hari sabtu dan minggu.
Metode Analisis Data :
a) Chi SquareH0= Tidak ada hubungan
antara demografi dengan atribut restoran cepat sajiH1= Ada hubungan antara
demografi dengan atribut restoran cepat saji
b) Uji- T berpasangan (paired T-test)H0=
Tidak ada perbedaan ekspektasi pelanggan restoran cepat saji dengan kinerja
restoran cepat sajiH1= Ada perbedaan ekspektasi pelanggan restoran cepat saji
dengan kinerja restoran cepat saji
c) Uji validitas dan ReabilitasUji
validitas adalah suatu item pertanyaan dalam suatu kuesioner yang dipergunakan
untuk mengukur suatu konstruk (variabel) yang akan diteliti.Uji reabilitas
adalah untuk melihat rangkaian kuesioner yang dipergunakan untuk mengukur
rangkaian suatu konstruk tidak mempunyai kecenderungan tertentu. Nilai lazim
yang dipakai adalah 0,7 perhitungan dengan SPSS sama dengan perhitungan
validitas Corrected Item to Total Corelation. Nilai yang dilihat adalah Alpha.
Hasil :
Hasil :
1. Usia
Konsumen restoran cepat saji lebih banyak berusia 24 tahun
keatas sehingga pemilik restoran cepat saji dapat mempertimbangkan faktor usia
24 tahun keatas sebagai informasi dalam mengembangkan atributnya pemasaran.
2. Jenis Kelamin
Konsumen restoran cepat saji lebih banyak dikunjungi oleh laki-laki. Maka hal ini dapat memberikan pertimbangan kepada pemilik restoran cepat saji dalam mengeluarkan strategi pemasaran produk, baik dalam segi kemasan, promosi, tempat yang disesuaikan dengan konsumen laki-laki.
Konsumen restoran cepat saji lebih banyak dikunjungi oleh laki-laki. Maka hal ini dapat memberikan pertimbangan kepada pemilik restoran cepat saji dalam mengeluarkan strategi pemasaran produk, baik dalam segi kemasan, promosi, tempat yang disesuaikan dengan konsumen laki-laki.
3. Tingkat Pendidikan
Dikarenakan konsumen restoran cepat saji lebih dominan pada tingkat pendidikan S1 maka hal ini dapat memberi masukan kepada pemilik restoran cepat saji agar atribut pemasarannya lebih berbobot.
Dikarenakan konsumen restoran cepat saji lebih dominan pada tingkat pendidikan S1 maka hal ini dapat memberi masukan kepada pemilik restoran cepat saji agar atribut pemasarannya lebih berbobot.
4. Pekerjaan
Konsumen restoran cepat saji sebagian besar berprofesi sebagai karyawan maka pemilik restoran cepat saji harus dapat meningkatkan atribut pelayanannya agar sesuai dengan kebutuhan karyawan yang cepat dan praktis.
Konsumen restoran cepat saji sebagian besar berprofesi sebagai karyawan maka pemilik restoran cepat saji harus dapat meningkatkan atribut pelayanannya agar sesuai dengan kebutuhan karyawan yang cepat dan praktis.
5. Jumlah Pengeluaran Perbulan
Konsumen cepat saji mempunyai jumlah pengeluaran perbulan yaitu Rp.2-4 juta perbulan. Hal ini dapat menjadi masukan untuk pemilik restoran cepat saji agar dapat menyesuaikan atribut harga dengan pengeluaran perbulan konsumen.
Konsumen cepat saji mempunyai jumlah pengeluaran perbulan yaitu Rp.2-4 juta perbulan. Hal ini dapat menjadi masukan untuk pemilik restoran cepat saji agar dapat menyesuaikan atribut harga dengan pengeluaran perbulan konsumen.
6. Frekuensi Makan Diluar Rumah
Frekuensi makan diluar rumah konsumen berimbang antara seminggu sekali dan sebulan sekali. Maka pemilik restoran cepat saji harus menciptakan inovasi dalam atribut pemasaran agar konsumen tidak jenuh terhadap restoran cepat saji.
Frekuensi makan diluar rumah konsumen berimbang antara seminggu sekali dan sebulan sekali. Maka pemilik restoran cepat saji harus menciptakan inovasi dalam atribut pemasaran agar konsumen tidak jenuh terhadap restoran cepat saji.
7. Status Pernikahan
Sebagian besar konsumen sudah menikah atau berkeluarga sehingga pemilik restoran cepat saji harus menciptakan gagasan atribut produk yang sesuai dengan kebutuhan keluarga.
Sebagian besar konsumen sudah menikah atau berkeluarga sehingga pemilik restoran cepat saji harus menciptakan gagasan atribut produk yang sesuai dengan kebutuhan keluarga.
Tes Chi Square Demografi dengan
Atribut Pemasaran1. Demografi dengan Produk
Jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, tidak ada hubungannya dengan atribut produk sedangkan jumlah pengeluaran perbulan, frekuensi makan diluar rumah dan status pernikahan ada hubungannya dengan atribut produk dari restoran cepat saji.
2. Demografi dengan Harga
Jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, tidak ada hubungan dengan atribut harga. Sedangkan jumlah pengeluaran perbulan, frekuensi makan diluar rumah, dan status pernikahan ada hubungannya dengan atribut harga pada restoran cepat saji.
3. Demografi dengan Layanan
Jenis kelamin, tingkat pendidikan, frekuensi makan diluar rumah dengan atribut pelayanan. Sedangkan usia, pekerjaan, jumlah pengeluaran perbulan, dan status pernikahan ada hubungannya dengan atribut pelayanan dari restoran cepat saji.
4. Demografi dengan Promosi
Jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah pengeluaran perbulan, frekuensi makan diluar rumah, status pernikahan dengan atribut promosi. Sedangkan usia dan pekerjaan ada hubungannya dengan atribut promosi dari restoran cepat saji.
5. Demografi dengan Tempat (Lokasi)
Jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, frekuensi makan diluar rumah dengan atribut tempat (lokasi). Sedangkan pekerjaan,jumlah pengeluaran perbulan, status pernikahan ada hubungannya dengan atribut tempat (lokasi) dari restoran cepat saji.
Uji Paired-Sample T-Test Kinerja dari Beberapa Restoran Cepat Saji di Jakarta1. Ekspektasi konsumen dengan kinerja Kentucky Fried Chicken (KFC)
Promosi dan lokasi dari KFC sudah sesuai dengan ekspektasi konsumen sedangkan untuk harga, produk dan pelayanan masih ada perbedaan ekspektasi konsumen dengan kinerja dari KFC.
2. Ekspektasi konsumen dengan kinerja Mc Donald
Promosi dan lokasi dari McD sudah sesuai dengan ekspektasi konsumen sedangkan untuk harga, produk dan pelayanan masih ada perbedaan ekspektasi konsumen dengan kinerja dari McD.
3. Ekspektasi konsumen dengan kinerja Texas Fried Chicken
Hanya lokasi dari TFC yang sudah sesuai dengan ekspektasi konsumen sedangkan untuk harga, pelayanan, produk dan promosi masih ada perbedaan ekspektasi konsumen dengan kinerja dari TFC.
4. Ekspektasi Konsumen dengan kinerja Wendys
Lokasi dan promosi dari WED sudah sesuai dengan ekspektasi konsumen sedangkan untuk harga, produk, dan pelayanan masih ada perbedaan ekspektasi konsumen dengan kinerja dari WED.
5. Ekspektasi konsumen dengan kinerja Hoka-Hoka Bento
Lokasi dan promosi dari HHB yang sudah sesuai dengan ekspektasi konsumen. Sedangkan untuk harga, pelayanan dan produk masih ada perbedaan ekspektasi dari konsumen dengan kinerja dari HHB.
6. Ekspektasi konsumen dengan kinerja California Fried Chicken (CFC)
Hanya lokasi dari CFC yang sudah sesuai dengan ekspektasi konsumen sedangkan untuk harga, produk, pelayanan dan promosi masih ada beberapa perbedaan ekspektasi konsumen dengan kinerja dari CFC.
7. Ekspektasi konsumen dengan kinerja Es Teler 77
Hanya lokasi dari ET77 yang sesuai dengan ekspektasi konsumen sedangkan untuk harga, pelayanan, produk dan promosi masih ada perbedaan ekspektasi konsumen dengan kinerja ET77.
Jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, tidak ada hubungannya dengan atribut produk sedangkan jumlah pengeluaran perbulan, frekuensi makan diluar rumah dan status pernikahan ada hubungannya dengan atribut produk dari restoran cepat saji.
2. Demografi dengan Harga
Jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, tidak ada hubungan dengan atribut harga. Sedangkan jumlah pengeluaran perbulan, frekuensi makan diluar rumah, dan status pernikahan ada hubungannya dengan atribut harga pada restoran cepat saji.
3. Demografi dengan Layanan
Jenis kelamin, tingkat pendidikan, frekuensi makan diluar rumah dengan atribut pelayanan. Sedangkan usia, pekerjaan, jumlah pengeluaran perbulan, dan status pernikahan ada hubungannya dengan atribut pelayanan dari restoran cepat saji.
4. Demografi dengan Promosi
Jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah pengeluaran perbulan, frekuensi makan diluar rumah, status pernikahan dengan atribut promosi. Sedangkan usia dan pekerjaan ada hubungannya dengan atribut promosi dari restoran cepat saji.
5. Demografi dengan Tempat (Lokasi)
Jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, frekuensi makan diluar rumah dengan atribut tempat (lokasi). Sedangkan pekerjaan,jumlah pengeluaran perbulan, status pernikahan ada hubungannya dengan atribut tempat (lokasi) dari restoran cepat saji.
Uji Paired-Sample T-Test Kinerja dari Beberapa Restoran Cepat Saji di Jakarta1. Ekspektasi konsumen dengan kinerja Kentucky Fried Chicken (KFC)
Promosi dan lokasi dari KFC sudah sesuai dengan ekspektasi konsumen sedangkan untuk harga, produk dan pelayanan masih ada perbedaan ekspektasi konsumen dengan kinerja dari KFC.
2. Ekspektasi konsumen dengan kinerja Mc Donald
Promosi dan lokasi dari McD sudah sesuai dengan ekspektasi konsumen sedangkan untuk harga, produk dan pelayanan masih ada perbedaan ekspektasi konsumen dengan kinerja dari McD.
3. Ekspektasi konsumen dengan kinerja Texas Fried Chicken
Hanya lokasi dari TFC yang sudah sesuai dengan ekspektasi konsumen sedangkan untuk harga, pelayanan, produk dan promosi masih ada perbedaan ekspektasi konsumen dengan kinerja dari TFC.
4. Ekspektasi Konsumen dengan kinerja Wendys
Lokasi dan promosi dari WED sudah sesuai dengan ekspektasi konsumen sedangkan untuk harga, produk, dan pelayanan masih ada perbedaan ekspektasi konsumen dengan kinerja dari WED.
5. Ekspektasi konsumen dengan kinerja Hoka-Hoka Bento
Lokasi dan promosi dari HHB yang sudah sesuai dengan ekspektasi konsumen. Sedangkan untuk harga, pelayanan dan produk masih ada perbedaan ekspektasi dari konsumen dengan kinerja dari HHB.
6. Ekspektasi konsumen dengan kinerja California Fried Chicken (CFC)
Hanya lokasi dari CFC yang sudah sesuai dengan ekspektasi konsumen sedangkan untuk harga, produk, pelayanan dan promosi masih ada beberapa perbedaan ekspektasi konsumen dengan kinerja dari CFC.
7. Ekspektasi konsumen dengan kinerja Es Teler 77
Hanya lokasi dari ET77 yang sesuai dengan ekspektasi konsumen sedangkan untuk harga, pelayanan, produk dan promosi masih ada perbedaan ekspektasi konsumen dengan kinerja ET77.
BAB IV HASIL
DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Hasil Uji
Validitas dan Uji Reliabilitas
Hasil
uji validitas program SPSS 13.0 ditunjukkan dengan membandingkan nilai
component
dengan batas signifikan sebesar 0.5 (Santoso, 2007:110). Apabila nilai
component
> 0.5 maka item atau variabel yang diteliti adalah valid. Hasil analisis
validitas
yang
didistribusikan kepada 200 responden untuk tiap-tiap item pertanyaan adalah
sebagai
berikut :
Tabel 1
KMO and
Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin
Measure of Sampling
Adequacy.
.878
Approx.
Chi-Square 4741.256
df
1035
Bartlett's
Test of
Sphericity
Sig.
.000
Sumber : Output SPSS 13.0 Tabel 2
Rotated
Component Matrix-3(a)
bahwa dari
65 item pertanyaan yang diuji menunjukkan 46 item pertanyaan yang valid.
Hasil
Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen dapat memberikan
hasil
pengukuran yang konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau
lebih
(Singarimbun,
1989:122). Uji reliabilitas dalam penelitian ini dinyatakan dengan melihat
nilai
Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach
Alpha > 0.6 (Sekaran, 2003:311). Adapun hasil analisis uji reliabilitas
variabel
dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3
Hasil Uji
Reliabilitas
No
Variabel Alpha Nilai Batas Keterangan
1
Keandalan 0.835 0.60 Reliabel
2
Ketanggapan 0.899 0.60 Reliabel
3
Keyakinan 0.874 0.60 Reliabel
4
Empati 0.824 0.60 Reliabel
5
Keberwujudan 0.897 0.60 Reliabel
6
Kualitas Pelayanan 0.845 0.60 Reliabel
7
Kepuasan Konsumen 0.864 0.60 Reliabel
Sumber : Output SPSS 13.0
Hasil
uji reliabilitas dalam tabel di atas menunjukkan bahwa secara keseluruhan
item-item
pertanyaan yang ada dalam masing-masing variabel adalah reliabel (andal)
karena nilai
alpha > 0.6.
Jadi
dari uji validitas dan reliabilitas di atas dapat disimpulkan bahwa ada
beberapa
variabel
yang tidak valid dan semua variabel yang digunakan dalam penelitian reliabel.
Semua
variabel tersebut digunakan dalam penelitian lebih lanjut, sebab apabila data
yang
ada tidak
digunakan dalam analisis lebih lanjut dapat menyebabkan hasil yang bias dalam
analisis
maka data tetap digunakan dalam analisis. Meskipun banyak buku yang
menyatakan
bahwa data yang akan dianalisis harus valid dan reliabel.
HASIL
Setelah data
Sekunder dianalisis diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Usia
Tabel 1.
Konsumen restoran cepat saji menurut usia
Frequency
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
<18tahun
1 .8 .8 .8
18-23tahun
12 10.0 10.0 10.8
24-30tahun
20 16.7 16.7 27.5
31-40tahun
28 23.3 23.3 50.8
41-50tahun
30 25.0 25.0 75.8
>50tahun
29 24.2 24.2 100.0
Valid
Total
120 100.0 100.0
Konsumen
dari restoran cepat saji lebih banyak berusia 24 tahun keatas sehingga
pemilik
restoran cepat saji dapat mempertimbangkan faktor usia 24 tahun keatas
sebagai
sumber informasi bagi pengembangan atribut pemasarannya.
2. Jenis
Kelamin
Konsumen
restoran cepat saji didominasi oleh laki-laki, hal ini dapat dijadikan
pertimbangan
para pemilik dari restoran cepat saji dalam mengeluarkan strategi
pemasaran
produknya, baik dari segi kemasan, promosi, tempat, yang dapat
disesuaikan
dengan konsumen pria pada khususnya.
Tabel 2.
Konsumen restoran cepat saji menurut jenis kelamin
Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
pria
76 63.3 63.3 63.3
wanita
44 36.7 36.7 100.0
Valid
Total
120 100.0 100.0
3. Tingkat
Pendidikan
Tingkat
pendidikan S1 mendominasi pengunjung restoran cepat saji, sehingga dapat 70 C.
A. Manoppo & Edi A. / Journal of Business Strategy and Execution 2 (2009)
63 - 84
memberikan
masukan kepada pemilik dari restoran cepat saji dalam atribut
pemasarannya
seperti promosi yang lebih berbobot dan sebagainya.
Tabel 3.
Konsumen restoran cepat saji berdasarkan tingkat pendidikan
Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
smp
2 1.7 1.7 1.7
sma
40 33.3 33.3 35.0
s1
73 60.8 60.8 95.8
s2
5 4.2 4.2 100.0
Valid
Total
120 100.0 100.0
4. Pekerjaan
Sebagian
besar konsumen restoran cepat saji berprofesi sebagai karyawan sehingga
pemilik
restoran cepat saji dapat meningkatkan kinerja atribut pelayanannya yang
disesuaikan
dengan kebutuhan karyawan, yaitu cepat dan praktis.
Tabel
4. Konsumen restoran cepat saji berdasarkan jenis pekerjaan
Frequency
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
direktur
4 3.3 3.3 3.3
manajer
20 16.7 16.7 20.0
karyawan
50 41.7 41.7 61.7
wiraswasta
21 17.5 17.5 79.2
profesional
3 2.5 2.5 81.7
ibu rumah
tangga 15 12.5 12.5 94.2
mahasiswa/i
4 3.3 3.3 97.5
lainnya
3 2.5 2.5 100.0
Valid
Total
120 100.0 100.0
5. Jumlah
Pengeluaran Perbulan
Sebagian
besar konsumen restoran cepat saji memiliki jumlah pengeluaran perbulan
sebanyak
Rp.2-4 Juta, sehingga pemilik restoran cepat saji dapat menyesuaikan strategi
pemasaran
pada atribut harga sesuai dengan jumlah pengeluaran perbulan konsumen
restoran
cepat saji yaitu Rp.2-4 Juta. C. A. Manoppo & Edi A. / Journal of Business
Strategy and Execution 2 (2009) 63 - 84 71
Tabel 5.
Kelompok konsumen restoran cepat saji berdasarkan jumlah
pengeluaran
perbulan
Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
>10
juta 3 2.5 2.5 2.5
7-10
juta 9 7.5 7.5 10.0
4-7
juta 27 22.5 22.5 32.5
2-4
juta 61 50.8 50.8 83.3
<2
juta 20 16.7 16.7 100.0
Valid
Total
120 100.0 100.0
6. Frekuensi
Makan Diluar Rumah
Frekuensi
makan diluar rumah konsumen restoran cepat saji berimbang antara
seminggu
sekali dan sebulan sekali, ini dapat memberikan masukan kepada para
pemilik
restoran cepat saji agar terus menciptakan inovasi atribut pemasarannya agar
tidak
terjadi kebosanan atau kejenuhan pelanggan terhadap atribut pemasaran restoran
cepat
saji.
Tabel 6.
Konsumen restoran cepat saji berdasarkan frekuensi makan di luar
rumah
Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
seminggu
sekali 53 44.2 44.2 44.2
sebulan
sekali 52 43.3 43.3 87.5
lainnya
15 12.5 12.5 100.0
Valid
Total
120 100.0 100.0
7. Status
Pernikahan
Tabel 7.
konsumen restoran cepat saji berdasarkan status pernikahan
Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
lajang
31 25.8 25.8 25.8
menikah
87 72.5 72.5 98.3
lainnya
2 1.7 1.7 100.0
Valid
Total
120 100.0 100.0
Sebagian
besar konsumen dari restoran cepat saji sudah menikah atau berkeluarga,
sehingga
pemilik restoran cepat saji dapat menciptakan inovasi atribut produk,
BAB V
KESIMPULAN
KESIMPULAN
1. Terdapat
pengaruh signifikan dari keandalan dan empati pada kualitas pelayanan
Rumah Makan.
2. Terdapat
pengaruh signifikan dari kualitas pelayanan pada kepuasan konsumen
Rumah Makan.
3. Adanya
pencatatan pemesanan yang rangkap (redudansi) dapat diatasi dengan
melakukan
verifikasi pemesanan.
4. Tidak
urutnya pesanan yang dibuat akibat bertumpuknya pesanan di dapur
dapat
diatasi dengan pemrosesan “first in first out”yaitu pesanan yang
pertama
masuk dibuat terlebih dahulu. Serta penggunaan kode pelayan yang
berbeda
untuk menghindari kesalahan akibat pemesanan yang sama.
5.
Berdasarkan data gabungan untuk semua restoran cepat saji yang dianalisis dapat
disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan,
pekerjaan
dengan atribut produk pada restoran cepat saji. Sedangkan jumlah
pengeluaran
perbulan, frekuensi makan diluar rumah dan status pernikahan ada
hubungannya
dengan atribut produk dari restoran cepat saji.
6.
Berdasarkan data gabungan untuk semua restoran cepat saji yang dianalisis dapat
disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan,
pekerjaan
dengan atribut harga pada restoran cepat saji. Sedangkan jumlah C. A. Manoppo
& Edi A. / Journal of Business Strategy and Execution 2 (2009) 63 - 84 81
pengeluaran
perbulan, frekuensi makan diluar rumah dan status pernikahan ada
hubungannya
dengan atribut harga dari restoran cepat saji.
7.
Berdasarkan data gabungan untuk semua restoran cepat saji yang dianalisis dapat
disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin, tingkat pendidikan,
frekuensi
makan diluar rumah dengan atribut pelayanan pada restoran cepat saji.
Sedangkan
usia, pekerjaan, jumlah pengeluaran perbulan dan status pernikahan ada
hubungannya
dengan atribut pelayanan dari restoran cepat saji.
8.
Berdasarkan data gabungan untuk semua restoran cepat saji yang dianalisis dapat
disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin, tingkat pendidikan,
jumlah
pengeluaran perbulan, frekuensi makan diluar rumah, status pernikahan
dengan
atribut promosi pada restoran cepat saji. Sedangkan usia dan pekerjaan ada
hubungannya
dengan atribut promosi dari restoran cepat saji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar