Kamis, 14 Agustus 2014

Definisi Manajemen Strategis

Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas sahashanashsafinisinya, manajemen strategis berfokus pada proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi. Ada tiga tahapan dalam manajemen strategis, yaitu perumusan strategi, pelaksanaan strategi, dan evaluasi strategi.[1]
Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut. Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat dengan bidang perilaku organisasi.
Manajemen strategis berbicara tentang gambaran besar. Inti dari manajemen strategis adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya yang ada tersebut dapat digunakan secara paling efektif untuk memenuhi tujuan strategis. Manajemen strategis di saat ini harus memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk pengambilan keputusan dalam organisasi. Ini adalah proses yang berkesinambungan dan terus-menerus. Rencana strategis organisasi merupakan dokumen hidup yang selalu dikunjungi dan kembali dikunjungi. Bahkan mungkin sampai perlu dianggap sebagaimana suatu cairan karena sifatnya yang terus harus dimodifikasi. Seiring dengan adanya informasi baru telah tersedia, dia harus digunakan untuk membuat penyesuaian dan revisi.

http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_strategis

UMKM DI INDONESIA DAN PERANAN AKUNTANSI

UMKM DI INDONESIA DAN
PERANAN AKUNTANSI



Pemerintah memberi perhatian yang sangat besar terhadap perkembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM). Tidak saja jumlah Umkm di Indonesia mendominasi, tetapi juga UMKM dapat lebih bertahan dari terpaan krisis global. Salah satu tantangan utama dan kongkrit yang dihadapi oleh wirausahawan UMKM adalah terkait dengan pengelolaan dana. Ketidak-beresan pengelolaan dana seringkali menjadi pemicu terjadinya permasalahan-permasalahan yang berujung kegagalan UMKM.
Penerapan Akuntansi merupakan langkah mudah tetapi member manfaat luar biasa bagi UMKM. Dengan Akuntansi yang memadai maka UMKM anda dapat memenuhi persyaratan dalam pengajuan kredit berupa laporan keuangan, mengevaluasi kinerja, mengetahui posisi keuangan, menghitung pajak, dan manfaat-manfaat lainnya yang mungkin tidak anda duga selama ini.
Selama periode tahun 2007-2008, jumlah UMKM mengalami peningkatan sebesar 2,88%. Table berikut menunjukkan perkembangan jumlah dan proporsi jenis-jeni usaha di Indonesia.
NO
SKALA USAHA 
  TAHUN 2007 *)’ Jumlah Pangsa        (unit)      (%)  TAHUN 2008 **)               Jumlah Pangsa  (unit)    (%)       PERKEMBANGAN                                  JUMLAH         %  
1 Usaha Mikro 49.287.276         98,91 50.697.659      98,90 1.410.383             2,86
2 Usaha Kecil (UK) 498.565              1,00 520.221           1,01 21.656                  4,34
3 Usaha Menengah (UM) 38.282                0,08 39.657             0,08 1.375                    3,59
4 Usaha Besar (UB) 4.463                  0,01 -4.372              0,01 (91)                    (2,04)
 
JUMLAH
49.828.586 51.261.909 1.433.323             2,88
Keterangan :
*)      Angka Sementara
**)    Angka Sangat Sementara
Berdasar informasi dari Kementrian Bagian Data – Biro Perencanaan Kementrian Negara Koperasi dan UKm Republik Indonesia, UMKM memberi berbagai jenis kontribusi, antara lain adalah sebagai berikut :
a.)    Kontribusi UMKM terhadap Penciptaan Investasi Nasional; pembentukan Investasi Nasional menurut harga berlaku :
1)      Tahun 2007, kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp. 461,10 triliun atau 52,99% dari total investasi nasional sebesar Rp 870,17 triliun
2)      Tahun 2008, kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp. 179,27 triliun atau 38,88% menjadi Rp. 640,38 triliun.
b) Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional; PDB Nasional menurut harga berlaku :
1)      Tahun 2007, kontribusi UMKM terhadap PDB Nasional menurut harga berlaku tercatat sebesar Rp. 2.105,14 triliun atau 56,23%.
2)      Tahun 2008, kontribusi UMKm terhadap PDB Nasional menurut harga berlaku tercatat sebesar Rp. 2609,36 triliun atau 55,56%.
c) Kontribusi UMKM dalam penyerapan Tenaga kerja Nasional; Pada Tahun 2008, UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90.896.270norang atau 97,04% dari total penyerapan tenaga kerja, jumlah ini meningkat sebesar 2,43%.
d) Kontribusi UMKM terhadap Penciptaan Devisa Nasional; pada tahun 2008, kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional melalui ekspor non-migas mengalami peningkatan sebesar Rp. 40,75 triliun atau 28,49%.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama (soko guru) perekonomian Indonesia. Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang relative rendah. Oleh karena itu, adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Menariknya, UMKM menjadikan perekonomian Indonesia tidak terkena dampak negative yang signifikan akibat terjadinya krisis global yang dirasakan sebagian besar Negara di belahan dunia karena kegiatan operasional UMKM dapat mandiri dan tidak menanggung beban besar akibat krisis tersebut. UMKM justru sebaliknya diharapkan dapat memanfaatkan berbagai peluang usaha akibat terjadinya krisis dunia tersebut karena ketidakmampuan perusahaan-perusahaan besar dunia menanggung biaya yang besar akibat biaya tetap operasional maupun biaya yang ditanggung karena utang.
DEFINISI UMKM

Bentuk UMKM dapat berupa perusahaan perseorangan, persekutuan, seperti misalnya firma dan CV, maupun perseroan terbatas. UMKM dapat dikategorikan menjadi 3 terutama berdasar jumlah asset dan omzet sebagaimana tercantum di Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM sebagai berikut :
  1. Usaha Mikro: Usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria:
1)      Aset ≤ Rp 50 juta
2)      Omzet ≤ Rp 300 juta
2. Usaha Kecil :  Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan/badan usaha yang bukan meruipakan anak perusahaan/bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria :

1)      Rp 50 juta < Aset ≤ Rp 500 juta
2)      Rp 300 juta < Omzet ≤ Rp 2,5 miliar
  1. Usaha Menengah : Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecilatau usaha besar yang memenuhi kriteria :

1)      Rp 500 juta < Aset ≤ Rp 2,5 miliar
2)      Rp 2,5 miliar < Omzet ≤ Rp 50 miliar
http://irriyanti.blogspot.com/2012/10/ukm-menopang-kehidupan-ekonomi-indonesia.html

Will this company soon be Buffett's biggest holding?

Believe it or not, Bank of America (ticker: BAC ) could soon become the single largest holding of Warren Buffett's Berkshire Hathaway (BRK-A ) . Shocking, I know, but the math is really quite simple.
Two and a half years ago, Buffett invested $5 billion in Bank of America. In exchange, Berkshire received a corresponding amount of preferred stock that pays a 6% dividend, and warrants to buy 700 million shares of the bank's common stock at an exercise price of $7.14 per share. The warrants expire in September of 2021.
At today's price of roughly $17.90, Berkshire has already more than doubled its initial investment -- and that excludes the preferred stake. The common-stock position has been so lucrative, in fact, that it's become, in effect, Berkshire's fifth largest equity holding.
So, here's the question: What will it take for Bank of America to supplant Wells Fargo (WFC ) at the top of Berkshire Hathaway's portfolio? And the answer is: Not as much as you might think.
Berkshire currently owns a little over 490 million shares of Wells Fargo valued at approximately $24 billion. Meanwhile, Berkshire's combined stake in Bank of America is worth a little more than $17.5 billion -- $5 billion for the preferred stock and $12.5 billion for the current value of the warrants.
Because the value of the preferred stake is essentially fixed, this means that the value of Berkshire's warrants will have to appreciate by around $6.5 billion. While that sounds like a lot, it isn't a considerable as you might think.
For this to happen, Bank of America's shares would need to increase by about $9.30 each. To be clear, that's no small accomplishment given that they've already climbed by 80% over the last two years. Additionally, there's every reason to believe that Wells Fargo's shares will continue to appreciate as well.
But Wells Fargo's stock trades for 1.62 times book value while the multiple on Bank of America's stock is 0.84 times book. To become Berkshire's largest holding, in turn, all Bank of America would need to do is close this gap by a little more than half.
Is that possible? Absolutely.
Once Bank of America puts the remainder of its financial crisis liabilities behind it (which could happen this year), it isn't unreasonable to think that the market will value its shares at more than one times book. And from there, it's only a hop, skip, and a jump to the 1.3 multiple that Bank of America needs to become, at least by holding size, Buffett's favorite bank.
The Motley Fool is a USA TODAY content partner offering financial news, analysis and commentary designed to help people take control of their financial lives. Its content is produced independently of USA TODAY.



Opinion reader :
 Apparently Buffett’s investment has gone beyond expectations. No one was expecting that Buffett’s investment would be that profitable. The fact that Berkshire has already more than doubled its initial investment has answered everything. The common-stock position has been so lucrative, in fact, that it's become, in effect, Berkshire's fifth largest equity holding. Isn’t that beyond your expectation?
And here popped up a question : What will it take for Bank of America to supplant Wells Fargo at the top of Berkshire Hathaway's portfolio? And the answer is: Not as much as you might think.
Berkshire currently owns a little over 490 million shares of Wells Fargo valued at approximately $24 billion. Meanwhile, Berkshire's combined stake in Bank of America is worth a little more than $17.5 billion -- $5 billion for the preferred stock and $12.5 billion for the current value of the warrants.

Bank of America needs to work harder to become Berkshire's largest holding, in turn, all Bank of America would need to do is close this gap by a little more than half. Is that even possible? The answer is just a simply yes. 

Senin, 05 Mei 2014

tugas bahasa inggris



Tugas 1
1.       Jason’s father bought him  a  bicycle that he had wanted for his birthday
2.       the Statue of liberty was a gift of friendship from  france to  united states
3.       Ritails studying  English and  math this semester
4.         Judged asked        witness to tell the ttruth
5.       Please give me  a cup of   coffe with  cream
6.        the Big books on the table are for my history class
7.       When you go to  the store, please by a  bottle of chocolate milk and a dozen oranges
8.       They are only   seats left for   tonight’s musical at  university
9.       John and mercy went to   school yesterday and thestudied in  the library Before returning home
10.   What did you eat for  breakfast this morning?
11.   Rita plays a  violin and her sister plays a guitar
12.   While we were in Alaska, we saw an Eskimo village
13.   the Chair that tou are sitting is broken
14.   On our trip to spain, we croosed  the atlantic ocean
15.   Phill cannot go to  the movies tonight because he has to write an  essay
Tugas 2
1.       This pen isn’t working. Please give me  another
2.       If you’re still thirsty. I’ll make  another    pot of coffee
3.       This dictionary has a page missing. Please give me another
4.       He doesn’t need those books. He needs others
5.       There are thirty people in the room. Twenty are from latin America and  the others    are from      others countries
6.       six people are in the store. Two were buying meat.  another   Was looking atmagazines  the others   was eating candy bar ­the others  were walking around looking for more food
7.       the glass of milk is sour.   The others  Glass of milk is sour too
8.       the army was practicing its drills. One group was doing artillery practice. another  Was marching:    another was at attention:and   the others  was practicing combat tactics
9.       there are seven students fromjapan.  others  Are from iran, and  the others  are from  others place
10.   we looked at cars today. The first twowe far too expensive, but  the others ones were reasonably priced

Senin, 31 Maret 2014

personal description

my name is Suhartadi Ramadhani. My nick name is Adan. I was born in Jakarta on Marth 12, 1993. My Father name is Mr.Sugiyono and my mom is Mrs.Sugini. I was the first son of two brother and my brother is Endra darmawan. I live in grogol, Depok City. I am very proud and happy in my family. They have always supported me in everything. My father job is a employee, he had big  responsible to my family. now i'm still in college at Gunadarma University and take management major. my dream is be a business man because i want to build job vacancy for other people.

Senin, 06 Januari 2014

Etika Utiliarianisme Dalam Bisnis



 Etika Utilitarianisme Dalam Bisnis
Utilitarianisme pertama kali dikembangkan oleh Jeremy Bentham (1748-1832). Persoalan yang dihadapi oleh Bentham dan orang-orang sezamannya adalah bagaimana menilai baik buruknya suatu kebijaksanaan sosial politik, ekonomi, dan legal secara moral. Singkatnya, bagaimana menilai sebuah kebijaksanaan publik, yaitu kebijaksanaan yang punya dampak bagi kepentingan banyak orang, secara moral.
Prinsip Etika Utilitarianisme 
Ketika dihadapkan dengan apa yang nampaknya seperti dilema moral, selama bertahun-tahun kita sering mencari filsafat yang telah mempelajari baik buruknya, moral dan tidak bermoral.memang selama ada pemikiran pasti ada  prinsip-prinsip yang menuntun. Konsep Utilitarianisme adalah sebuah prinsip yang sering digunakan sebagai dasar pemikiran bagi perilaku yang harus dibenarkan. Secara singkat, pendekatan ini  pada pemikiran etis mengatakan bahwa kebenaran dan kesalahan dari setiap tindakan seluruhnya tergantung pada hasilnya yang diperoleh dari perbuatan tersebut. Adapun kriteria etika Utilitarianisme adalah :
 Ø   Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme
1. Manfaat , bahwa kebijakan atau tindakan tertentu dapat mendatangkan manfaat atau kegunaan tertentu.
2.Manfaat terbesar, sama halnya seperti diatas, mendatangkan manfaat yang lebih besar dalam situasi yang lebih besar. Tujuannya meminimisasikan kerugian sekecil mungkin.
3.Pertanyaan mengenai manfaat, manfaatnya untuk siapa ? Saya, dia, mereka, atau kita. Kriteria yang sekaligus menjadi pegangan objektif etika utilitarianisme adalah manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang. Dengan kata lain, kebijakan atau tindakan yang baik dan tepat dari segi etis menurut Utilitarianisme adalah kebijakan atau tindakan yang membawa manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang atau tindakan yang memberika kerugian bagi sekecil orang / kelompok tertentu.
4.Atas dasar ketiga Kriteria tersebut, etika Utilitarianisme memiliki tiga pegangan yakni tindakan yang baik dan tepat secara moral, tindakan yang bermanfaat besar dan manfaat yang paling besar untuk paling banyak orang.
 Ø  Nilai Positif Etika Utilitarianisme
a.Rasionlitasnya adalah prinsip moral yang diajukan oleh etika ultilitarinisme tidak didasarakan pada aturan – aturan kaku yang mungkin tidak kita pahami.
b.Universalitas adalah mengutamakan manfaat atau akibat baik dari suatu tindakan bagi banyak orang yang melakukan tindakan itu. Dasar pemikirannya adalah bahwa kepentingan orang sama bobotnya. Artinya yang baik bagi saya, yang baik juga bagi orang lain.
Will Kymlicka, menegaskan bahwa etika ultilitarinisme mempunyai 2 daya tarik yaitu :
Etika ultilitarinisme sejalan dengan instuisi moral semua manusia bahwa kesejahterahan manusi adalah yang paling pokok bagi etika dan moralitas dan etika ultilitarinisme sejalan dengan instuisi kita bahwa semua kaidah moral dan tujuan tindakan manusia harus dipertimbangkan, dinilai dn diuji berdsarkan akibatnya bagi kesejahterahan manusia.
 Ø  Analisis keuntungan dan kerugian
Etika ultilitarinisme sangat cocok dipakai untuk membuat perencanaan dan evaluasi bagi tindakan atau kebijakan yang berkaitan dengan orang banyak. Dipakai secara sadar atau tidaak sadar dalam bidang ekonomi, social, politik yang menyangkut kepentinagan orang banyak.
 Ø  Kelemahan Etika Ultilitarinisme
a) Manfaat merupakan sebuah konsep yang begitu luas sehingga dalam praktiknya malah menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit. Karena manfaat manusia berbeda yang 1 dengan yanag lainnya.
b) Persoalan klasik yang lebih filosofis adalah bahwa etika ultilitarinisme tidak pernaah menganggap serius suatu tindakan pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai dari suatu tindakan sejauh kaitan dengan akibatnya. Padahal, sangat mungkin terjadi suatu tindaakan pada dasarnya tidak baik, tetapi ternyata mendatangkan keuntungan atau manfaat.
c) Etika ultilitarinisme tidak pernah menganggap serius kemauan atau motivasi baik seseorang
d) Variable yang dinilai tidaak semuanya bisa dikuantifikasi. Karena itu sulit mengukur dan membandingkan keuntungan dan kerugian hanya berdasarkan variable yang ada.
e) Kesulitan dalam menentukan prioritas mana yang paling diutamakan.
f) Bahwa etika ultilitarinisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingn mayoritas. Yang artinya etika ultilitarinisme membenarkan penindasan dan ketidakadilan demi manfaat yang lebih bagi sekelompok orang.
 Ø  Nilai Positif Etika Utilitarianisme
a)   Rasionalitas, prinsip moral yang diajukan oleh etika utilitarianisme ini tidak didasarkan pada aturan-aturan kaku yang mungkin tidak kita pahami dan yang tidak bias kita persoalkan keabsahannya. 
b)   Dalam kaitannya dengan itu, utilitarianisme sangant menghargai kebebasan setiap pelaku moral. Setiap orang dibiarkan bebas untuk mengambil keputusan dan bertindak dengan hanya memberinya ketiga criteria objektif dan rasional tadi.
c)    Universalitas, yaitu berbeda dengan etika teleologi lainnya yang terutama menekankan manfaat bagi diri sendiri atau kelompok sendiri, utilitarianisme justru mengutamakan manfaat atau akibat baik dari suatu tindakan bagi banyak orang.

Ø  Utilitarianisme sebagai Proses dan sebagai Standart Penilaian 
   a) Etika utilitarianisme dipakai sebagai proses untuk mengambil sebuah keputusan, kebijaksanaan, ataupun untuk bertindak. Dengan kata lain, etika utilitarianisme dipakai sebagai prosedur untuk mengambil keputusan. Ia menjadi sebuah metode untuk bisa mengambil keputusan yang tepat tentang tindakan atau kebijaksanaan yang akan dilakukan.   
     b) Etika utilitarianisme juga dipakai sebagai standar penilaian bai tindakan atau kebijaksanaan  yang telah dilakukan. Dalam hal ini, ketiga criteria di atas lalu benar-benar dipakai sebagai criteria untuk menilai apakah suatu tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan memang baik atau tidak. Yang paling pokok adalah menilai tindakan atau kebijaksanaan yang telah terjadi berdasarkan akibat atau konsekuensinya yaitu sejauh mana ia mendatangkan hasil terbaik bagi banyak orang. 
Ø  Analisis Keuntungan dan Kerugian 
Pertama, keuntungan dan kerugian (cost and benefits) yang dianalisis jangan semata-mata dipusatkan pada keuntungan dan kerugian bagi perusahaan,  kendati benar bahwa ini sasaran akhir. Yang juga perlu mendapat perhatian adalah keuntungan dan kerugian bagi banyak pihak lain yang terkait dan berkepentingan, baik kelompok primer maupun sekunder. Jadi, dalam analisis ini perlu juga diperhatikan bagaimana daan sejauh mana suatu kebijaksanaan dan kegiatan bisnis suatu perusahaan  membawa akibat yang menguntungkan dan merugikan bagi kreditor, konsumen, pemosok, penyalur, karyawan, masyarakat luas, dan seterusnya. Ini berarti etika utilitarianisme sangat sejalan dengan apa yang telah kita bahas sebagai pendekatan stakeholder.
Kedua, seringkali terjadi bahwa analisis keuntungan dan kerugian ditempatkan dalam kerangka uang (satuan yang sangat mudah dikalkulasi). Yang juga perlu mendapat perhatian serius adalah bahwa keuntungan dan kerugian disini tidak hanya menyangkut aspek financial, melainkan juga aspek-aspek moral; hak dan kepentingan konsimen, hak karyawan, kepuasan konsumen, dsb. Jadi, dalam kerangka klasik etika utilitarianisme, manfaat harus ditafsirkan secara luas dalam kerangka kesejahteraan, kebahagiaan, keamanan sebanyak mungkin pihhak terkait yang berkepentingan.
Ketiga¸bagi bisnis yang baik, hal yang juga mendapat perhatian dalam analisis keuntungan dan kerugian adalah keuntungan dan kerugian dalam jangka panjang. Ini penting karena bias saja dalam jangka pendek sebuah kebijaksanaan dan tindakan bisnis tertentu sangat menguntungkan, tapi ternyata dalam jangka panjang merugikan atau paling kurang tidak memungkinkan perusahaan itu bertahan lama. Karena itu, benefits yang menjadi sasaran utama semua perusahaan adalah long term net benefits.
Sehubungan dengan ketiga hal tersebut, langkah konkret yang perlu dilakukan dalam membuat sebuah kebijaksanaan bisnis adalah mengumpulkan dan mempertimbangkan alternative kebijaksanaan bisnis sebanyak-banyaknya. Semua alternative kebijaksanaan dan kegiatan itu terutama dipertimbangkan dan dinilai dalam kaitan dengan manfaat bagi kelompok-kelompok terkait yang berkepentingan atau paling kurang, alternatif yang tidak merugikan kepentingan semua kelompok terkait yang berkepentingan. Kedua, semua alternative pilihan itu perlu dinilai berdasarkan keuntungan yang akan dihasilkannya dalam kerangka luas menyangkut aspek-aspek moral. Ketiga, neraca keuntungan dibandingkan dengan kerugian, dalam aspek itu, perlu dipertimbagkan dalam kerangka jangka panjang. Kalau ini bias dilakukan, pada akhirnya ada kemungkinan besar sekali bahwa kebijaksanaan atau kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan tidak hanya menguntungkan secara financial, melainkan juga baik dan etis.
Ø  Teori etika utilitarianisme 
Berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”.
Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja  satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
Contoh Kasus Etika Utilitarianisme
PT. UNILEVER INDONESIA
Sejak didirikan pada 5 Desember 1933Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia. Rangkaian Produk Unilever Indonesia mencangkup brand-brand ternama yang disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain.
Tujuan perusahaan tetap sama,
1. dimana kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari.
2. membuat pelanggan merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan melalui brand dan jasa yang memberikan manfaat untuk mereka maupun orang lain.
3. menginspirasi masyarakat untuk melakukan tindakan kecil setiap harinya yang bila digabungkan akan membuat perubahan besar bagi dunia.
4. dan senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan kami untuk tumbuh sekaligus mengurangi dampak lingkungan.
Bagi Unilever, sumber daya manusia adalah pusat dari seluruh aktivitas perseroan. Kami memberikan prioritas pada mereka dalam pengembangan profesionalisme, keseimbangan kehidupan, dan kemampuan mereka untuk berkontribusi pada perusahaan.
Sebagai perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial, Unilever Indonesia menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang luas. Keempat pilar program kami adalah Lingkungan, Nutrisi, Higiene dan Pertanian Berkelanjutan. Program CSR termasuk antara lain kampanye Cuci Tangan dengan Sabun (Lifebuoy), program Edukasi kesehatan Gigi dan Mulut (Pepsodent), program Pelestarian Makanan Tradisional (Bango) serta program Memerangi Kelaparan untuk membantu anak Indonesia yang kekurangan gizi (Blue Band).
Unilever Indonesia Memiliki Visi :
Empat pilar utama dari visi kami menggambarkan arah jangka panjang dari perusahaan kemana tujuan kami dan bagaimana kami menuju ke arah sana. 1. Kami bekerja untuk membangun masa depan yang lebih baik setiap hari
2. Kami membantu orang-orang merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan dengan brand dan pelayanan yang baik bagi mereka dan bagi orang lain
3. Kami menjadi sumber inspirasi orang-orang untuk melakukan hal kecil setiap hari yang dapat membuat perbedaan besar bagi dunia
4. Kami akan mengembangkan cara baru dalam melakukan bisnis dengan tujuan membesarkan perusahaan kami dua kali lipat sambil mengurangi dampak lingkungan.
Kami selalu percaya akan kekuatan brand kami dalam meningkatkan kualitas kehidupan orang-orang dan dalam melakukan hal yang benar. Semakin bertumbuhnya bisnis kami, meningkat pula tanggung jawab kami. Kami mengenali tantangan global seperti perubahan iklim yang menjadi kepedulian kita bersama. Mempertimbangkan dampak yang lebih luas dari tindakan kami selalu menyatu dalam nilai-nilai kami dan merupakan bagian fundamental mengenai siapa diri kami.
3.2 Analisis Kasus
Jika dilihat dari contoh kasus perusahaan yang telah menerapkan etika ultilitarianisme atau CSR (Corporate Social Responsibility) pada PT. Unilever Indonesia. PT. Unilever Indonesia telah menerapkan CSR pada:
a. Cuci Tangan dengan Sabun (Lifebuoy),
b. program Edukasi kesehatan Gigi dan Mulut (Pepsodent),
c. program Pelestarian Makanan Tradisional (Bango)
d. serta program Memerangi Kelaparan untuk membantu anak Indonesia yang kekurangan gizi (Blue Band).
Program-program yang dibuat oleh PT. Unilever Indonesia sangat bermanfaat untuk masyarakat luas, seperti contohnya pada program “cuci tangan dengan sabun (lifeboy)” dengan menerapkan program ini pada keseharian maka masyarakat telah dengan sendirinya menjaga kesehatan nya. Dengan mencuci tangan maka kuman-kuman penyakit akan hilang. Berarti perusahaan ini tidak hanya mengambil keuntungan untuk perusahaannya saja, tetapi juga perusahaan melakukan kepedulian terhadap sosial dan konsumen atau masyarakat umum.
BAB IV Kesimpulan Dan Saran
4.1 Kesimpulan
Dalam menjalankan bisnis pada perusahaan jangan saja mementingkan kepentingan perusahaannya saja seperti memperoleh laba yang banyak tanpa memikirkan sekitar, tetapi perusahaan harus menerapkan CSR (Corporate Social Responsibility). Seperti yang diterapkan dalam perusahaan PT. Unilever Indonesia dengan memiliki visi “Kami menjadi sumber inspirasi orang-orang untuk melakukan hal kecil setiap hari yang dapat membuat perbedaan besar bagi dunia”. Hal ini berarti perushaan telah melakukan kepedulian terhadap sosial dan konsumen atau masyarakat umum. PT. Unilever Indonesia bisa dijadikan salah satu contoh perusahaan yang telah menggunakan etika utilitarianisme atau CSR.
4.2 Saran
Sarannya untuk PT. Unilever Indonesia terus menerapkan CSR pada perusahaannya, munculkan program-program yang baru lagi yang bermanfaat untuk masyarakat umum. Perusahaan yang belum menerapkan CSR pada perusahaannya bisa melihat contoh yang telah di terapkan pada PT. Unilever Indonesia. Etika ini sangat bermanfaat untuk perusahaan dan juga masyarakat sekitarnya.





















TUGAS SOFTSKILL
UTILITARIANISME



logo_gunadarma.jpg



NAMA      : Suhartadi Ramadhani
KELAS      : 4EA10
NPM          : 16210717