Striker muda tim nasional Indonesia, Irfan Bachdim yang awalnya dilema memilih antara setia dengan kompetisi garapan PSSI atau membangkang ke Liga Primer Indonesia (LPI), akhirnya menjatuhkan pilihannya sebelum batas waktunya pada 6 Januari mendatang. Irfan memilih memperkuat Laskar Ken Arok, julukan Persema Malang, klub yang diklaim memberikan jalan baginya bermain bersama tim garuda di ajang piala AFF bulan lalu.Seperti santer diberitakan mass media, perseturuan LPI dan PSSI akhirnya berbuntut kepada dua pemain muda yang disiapkan memperkuat timnas Indonesia di masa mendatang, bahkan PSSI telah menaturalisasi Kim Jeffery Kurniawan dengan harapan bisa menggunakan tenaganya di Sea Game mendatang.
Pelatih tim Persema menjelaskan, bahwa Irfan lebih memilih bermain di Persema yang sudah pasti berlaga di kompetisi LPI dengan beberapa alasan. Salah satu alasannya adalah PSSI mengintimidasi Irfan sehingga membuat striker berusia 22 tahun itu merasa kesal. PSSI mengancam akan mencoret Irfan dari timnas Indonesia jika bermain bersama Persema Malang di pentas LPI --kompetisi tandingan PSSI.
Perseteruan PSSI dan LPI semakin memanas, intimidasi yang dilancarkan PSSI terhadap pemain dan klub yang memilih berlabuh di kompetisi lain, yang dinilai lebih sehat dibanding kompetisi garapan PSSI (Indonesia Super Leaugue/ISL) berdampak terhadap timnas dan menjadi perdebatan klasik ditengah-tengah masyarakat.
Kebijakan PSSI jelas tidak popular, ditengah dukungan masyarakat terhadap sepakbola nasional yang mulai membaik, tiba-tiba saja PSSi menabur benih pertikaian dengan organisasi yang jelas-jelas membuat persaingan sepakbola di dalam negeri semakin bergairah dengan menghadirkan kompetisi baru yang sangat ditunggu public sepakbola Indonesia.
Mundurnya Persema Malang klub yang dibela Irfan Bachdim di pentas Liga Super Indonesia dan bergabung dengan kompetisi tandingan LPI menjadi titik beku pertikaian kedua kubu kembali memanas. PSSI dengan kekuatannya terang-terangan mengkalim LPI garapan Arifin Panegoro illegal dan haram bergulir tanpa persetujuan dari otoritas tertinggi sepakbola nasional. Sedangkan LPI merasa jalan yang mereka tempuh halal, selama masih berpedoman kepada pembinaan serta meningkatkan iklim persaingan masing-masing klub yang notabene memberikan jalan kepada pemain-pemain potensial yang selama ini tak tersentuh ISL.Keeogoisan PSSI dibawah komando Nurdin Halid sejak awal memang sudah tidak menyetujui berlangsungnya kompetisi lain selain yang dilaksanakan oleh PSSI. LPI dianggap sebagai kompetisi terlarang, bahkan PSSI mengeluarkan ancaman akan memberikan sanksi kepada semua pihak yang terlibat dalam kompetisi tersebut. Baik itu klub, pemain, pelatih maupun perangkat pertandingan seperti wasit, dan itu sudah dibuktikan kepada dua pemain muda potensial, Irfan dan Kim.Dan yang paling gres, PSSI juga sudah memberikan sanksi degradasi kepada 3 klub yang mundur dari ISL dan bergabung dengan LPI. ketiga klub tersebut adalah PSM, Persema dan Persibo.Tim Persema Malang dengan pasti mundur dari ISL dan menapakkan kakinya di LPI. Irfan sebagai pemain timnas menjadi tidak jelas nasibnya.Sementara itu PSSI dari awal sudah memberikan ancaman akan mencoret pemain timnas yang bermain di LPI. Disisi lain Irfan Bachdim termasuk Kim Jefry Kurniawan statusnya adalah pemain Persema, pihak Persema sendiri mengatakan kalau Irfan Bahdim sampai memutuskan kontrak secara pihak, Irfan harus membayar denda dua kali lipat dari nilai kontraknya dengan Persema.Persema melalui manajer timnya bahkan meminta kepada PSSI agar segera mengembalikan Irfan kepada timnya selepas Piala AFF 2010. Jika tetap main dan membela Persema di ajang LPI, Irfan hampir pasti tidak bisa mengikuti seleksi timnas PSSI U-23 untuk Pra Olimpiade dan SEA Games 2011.
Padahal dari awal Irfan sangat berharap bermain sebagai pemain nasional dan membela Tim Merah Putih di kancah internasional. Irfan harus mencari klub lain yang siap menampungnya supaya tetap mempunyai peluang untuk main di timnas. Sayangnya sampai sekarang masih belum ada klub yang menampung Irfan. Informasi terakhir klub Pelita Jaya siap menampungnya, namun sampai sekarang masih belum jelas.Pertikaian antara PSSI dan IPL tak seharusnya semakin parah, jika kedua kubu saling memahami duduk persoalan dan tidak pongah dengan kompetisi garapan masing-masing. Yang dirugikan dalam masalah yang tak berkesudahan ini bukan saja pemain, pelatih serta wasit yang dibayangi sanksi berat, namun juga jutaan masyarakat yag begitu mendukung perubahan disepakbola kita.PSSI harus instropeksi dari kesombongan selama ini, Nurdin Halid harus dengan ksatria meletakkan jabatannya demi kemajuan sepakbola nasional, mengingat sangat keras sekali terdengar suara-suara sumbang dari masyarakat agar ia mundur dari kursi panas PSSI. Begitu juga LPI yang harusnya tidak memanfaatkan posisi dua pemain naturalisasi dalam melawan tekanan dari organisasi tertinggi sepakbola nasional.Klub-klub Liga Primer Indonesia sebaiknya membebaskan pemain muda potensial yang memiliki kans memperkuat timnas untuk memilih kompetisi mana yang bakal mereka ikuti derta tidak mematikan karirnya dalam membela tim nasionalSo, Sampai kapan kisruh tak penting ini berlanjut? Kita tunggu saja hasil akhirnya. .( Sumber Online)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar