Senin, 10 Januari 2011

Kehadiran Sepeda Fixie di Jakarta

Kehadiran Sepeda Fixie di Jakarta
 
Taman Menteng di kawasan Jakarta Pusat  menjadi ruang terbuka hijau kotatempat warganya melakukan berbagai aktivitas kreatif. Seperti yang terjadi pekan lalu, sembilan klub sepeda fixie untuk pertama kalinya berkumpul menggelar kompetisi para pengayuh sepeda tanpa rem yang mulai menjadi tren sekitar dua tahun belakangan.
Fixie atau fix gear bukan sepeda biasa. Sepeda jenis ini memiliki gerigi roda belakang terkunci mengikuti pedal. Jadi pedal terus berputar selama roda menggelinding. Fix gear juga yang membuat sepeda bisa mundur jika dikayuh ke belakang.
Sepeda fixie identik dengan sepeda tanpa rem serta tanpa gear atau gigi dinamis belakang. Ini yang membuat fixie sering mewakili gaya minimalis. Dalam adu ketangkasan di Taman Menteng, beberapa klub yang berasal dari berbagai daerah di Jakarta hadir, antara lain Tremorzi, Sektor, Fire Snake, Cixie, Fufufu, Woof, dan Fix Bandit.
Gunawan Budisusilo yang berasal dari Fix Bandit, menggagas acara yang diberi judul I'm in Fix itu bersama rekannya, Aditia Windiko dari Fufufu, guna menyatukan para penggemar fixie.
Gunawan mengatakan pegelaran acara  I'm in Fix merupakan kesempatan belajar bersama karena banyak yang belum tahu trik-trik sepeda fixie. Salah satu trik yang biasa dibagikan  adalah skid atau cara mengerem. Sebab, mengerem fixie tidak sekadar dengan menahan pedal sehingga roda berhenti berputar.
Yang harus dilakukan adalah mengurangi putaran pedal secara bertahap, dan badan pesepeda yang berdiri di pedal condong ke depan. Ini dilakukan agar beban di sepeda beralih ke depan sehingga pengereman lebih optimal.
Dari cara mengerem, masih ada beberapa turunan trik, misalnya long skid, mix skid, dan quick stop. Trik lain yang bisa dibagi di antara para pencinta fixie adalah track stand. Ini merupakan teknik berdiri di atas sepeda selama mungkin dengan berbagai gaya, seperti menyeberangkan kaki atau melompati setang sepeda. Selain berbagi di sesi pelatihan, trik-trik tersebut dijadikan cabang yang dikompetisikan antar klub.
Pencinta fixie didominasi anak-anak muda dari sekolah menengah, mahasiswa, dan juga karyawan perusahaan yang masih di bawah 30 tahun. Penampilan mereka pun tak mirip pembalap serius-dengan kostum bersepeda lengkap-seperti pengendara sepeda balap yang mahal. Kaus oblong, celana jins, sepatu kets, dan jaket yang kadang disertai topi, itu sudah cukup.
Alasan mereka menyukai fixie adalah sepeda ini lebih modis dan bisa dimodifikasi sesuai dengan selera pemiliknya. Yang utama dan menjadi ciri khas fixie adalah bagian ban yang berwarna-warni: putih, kuning, merah, dan sebagainya. Ciri khas fixie lainnya adalah tidak ada kabel rem yang melintang di badan sepeda sehingga terlihat lebih sederhana.
Kultur bersepeda memang makin marak dengan kehadiran fixie. Di Jakarta, fixie sudah menjadi tren. Salah satu filosofi penggemar fixie adalah back to old school, karena cara kerjanya mirip mengayuh sepeda teknologi lama-sebelum sistem rem digunakan. Menurut Gunawan, sejarah sepeda pertama kali menggunakan fix gear. Tapi sekarang sepedanya sudah lebih modis dan dimodifikasi dalam berbagai bentuk hingga menjadi tren tersendiri.
http://id.voi.co.id/fitur/voi-pesona-indonesia/7346-kehadiran-sepeda-fixie-di-jakarta.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar